Mamasa (Kemenag) – Kementerian Agama mengajak pemuda gereja menjadi bagian garda terdepan dalam menjaga kerukunan berbangsa. Ajakan ini disampaikan Direktur Urusan Agama Kristen Amsal Yowei saat membuka Pekan Persekutuan Pemuda Gereja Toraja Mamasa (GTM) se-Provinsi Sulawesi Barat di Lapangan Salu Tabun Kecamatan Buntu Malangka, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat.
Menurut Direktur Amsal Yowei, menjelang pesta demokrasi tahun 2024, masyarakat diperhadapkan dengan adanya ancaman dan potensi konflik karena munculnya kelompok-kelompok yang menjadikan agama sebagai komoditas politik. Berhadapan dengan berbagai permasalahan ini, menurut Amsal, sudah saatnya pemuda gereja tampil sebagai garda terdepan untuk menjaga kerukunan dan persatuan.
“Sudah saatnya pemuda gereja hadir untuk menjadi solusi dari berbagai baik yang terjadi, baik di dalam gereja maupun di tengah masyarakat,” kata Amsal yang hadir di Mamasa mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Senin (19/6/2023).
“Sudah saatnya pemuda gereja tampil sebagai pelopor atau role model kepribadian yang moderat, cinta damai dan militan dalam mengawal demokrasi dan tegaknya NKRI. Sudah saatnya pemuda gereja tampil untuk merangkul mereka yang berbeda suku, agama maupun pandangan politik,” sambung Amsal.
Hadir pada kesempatan ini Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Prof. Sudan Arif Fakllurow, Bupati Mamasa Rahman Badawi, Wakil Bupati Mamasa Martinus Tiranda, Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar. Tampak hadir pula, Kakanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Barat diwakili Pembimas Kristen, Ayub, M.Pd.K., Muspida Kabupaten Mamasa, Ketua Umum Badan Pekerja Majelis Sinode GTM, Pdt. Deppatola Pawa, S.Th., MM., dan Ketua Pemuda Gereja Toraja Mamasa GTM, Eddy Depparinding.
Bagi Amsal, pemuda bukan hanya menjadi figuran atau pelengkap, melainkan aktor utama dalam kemajuan bangsa dan gereja. Oleh karena itu dibutuhkan pemuda yang berintegritas, memiliki karakter yang kuat, dan takut akan Allah. Maka ia mengajak semua pihak untuk memberikan ruang seluas-luasnya bagi para pemuda untuk dapat mengekspresikan bakat dan potensinya baik di dalam lingkungan gereja maupun di tengah masyarakat.
“Tugas menjaga keutuhan bangsa adalah tugas berat seiring dengan makin kompleksnya tantangan yang dihadapi bangsa. Oleh karena itu saya mengajak Saudara-Saudari sekalian untuk lebih aktif dan lebih giat lagi dalam mengabdi bagi tegaknya NKRI,” kata Amsal.
“Tegaknya kedamaian dan kerukunan, melalui dukungan dan partisipasi kita dalam upaya-upaya untuk mewujudkan stabilitas keamanan serta meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama,” sambungnya.
Lebih lanjut, Amsal mengingatkan untuk menjadi perekat kerukunan, para pemuda gereja perlu senantiasan menerapkan praktik moderasi beragama. Impelementasi moderasi beragama bermuara pada pembentukan karakter pribadi yang memegang teguh komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal.
“Moderasi beragama perlu diimplementasikan dalam kehidupan di tengah masyarakat. Oleh karena itu kita membutuhkan pelopor moderasi beragama sebagai benteng untuk menjaga kerukunan dan kedamaian, sebagai pionir, perintis atau teladan pribadi yang moderat. Hanya dengan begitu maka kita dapat memutus mata rantai penyebaran paham-paham radikal yang berpotensi memecah belah kerukunan dan persatuan”, pungkasnya. (Dewi) (Rls)