Kepri tawarkan potensi pariwisata ke pemerintah dan pengusaha di Turki

Tanjungpinang – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menawarkan potensi pengembangan pariwisata di Kepri dengan pesona alam yang indah kepada pemerintah dan pengusaha di Turki.

“Khususnya pengembangan pariwisata di kawasan Bintan Resort, Nongsa Point, dan Pulau Bawah Anambas serta Natuna,” kata Gubernur Ansar dalam kunjungannya ke Turki melalui siaran pers tertulis dari Diskominfo Pemprov Kepri, Rabu.

Ansar menyebut Kepri diibaratkan memiliki paket yang lengkap, dengan kawasan industri dan perdagangan bebas ditambah panorama alam yang dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata.

Menurutnya investasi pariwisata di Kepri akan sangat menguntungkan, sebab daerah ini berbatasan langsung dengan banyak negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

Pariwisata Kepri selama ini memang menjadi primadona bagi turis asing, bahkan menjadi penyumbang kunjungan wisman terbesar ketiga secara nasional setelah Bali dan Jakarta.

“Pariwisata menjadi salah satu penopang ekonomi di Kepri,” ujar Ansar.

Selain itu, letak geografis Kepri di jalur perdagangan internasional dan kawasan perdagangan bebas menjadi magnet utama yang ditawarkan Gubernur Ansar dalam mempromosikan Kepri di Turki.

Daerah berjuluk Bumi Segantang Lada itu juga terletak tepat di salah satu jalur pelayaran dan perdagangan internasional, yaitu Selat Malaka.

“Letak geografis ini membuat Kepri memiliki kemiripan dengan Turki yang juga terletak di antara dua benua yaitu Eropa dan Asia,” ujar Ansar.

Ansar menyampaikan Kemenko Perekonomian RI pun turut memprioritaskan Kepri yang memiliki peluang besar dalam pengembangan investasi. Hal tersebut sejalan dengan empat Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) di Kepri yaitu Batam Industry of Free Trade Zone, Karimun Industry of Free Trade Zone, Bintan Industry of Free Trade Zone, dan Tanjungpinang Industry of Free Trade Zone.

“Kawasan perdagangan bebas di Batam, Bintan, dan Karimun ini terbukti sudah mampu menjadi kawasan industri yang berkembang pesat sehingga tidak perlu diragukan lagi peluangnya,” ujar Gubernur Ansar.

Gubernur Ansar memberikan contoh kawasan industri yang berkembang pesat di Kepri adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, KEK Nongsa Digital Park, dan KEK Batam Aero Technic.

Ketiga KEK ini menjadi salah satu penggerak perekonomian Kepri dan mendatangkan keuntungan baik untuk investor maupun daerah.

Ansar pun menjamin untuk mewujudkan investasi yang kondusif di Kepri, pihaknya memberikan kemudahan investasi. Bukan saja terkait urusan perizinan, tetapi memberikan kebijakan yang meringankan para investor melalui regulasi yang tidak memberat investor agar kepercayaan dan keamanan investasi di Indonesia akan lebih baik.

“Saya juga berharap masyarakat dapat memberi doa dan dukungan agar Kepri berkembang, kita harus siap dengan SDM-nya dan terbuka daerah kita untuk dikembangkan agar pertumbuhan ekonomi di Kepri akan membaik serta ketika investasi masuk di Kepri peluang kerja anak-anak kita akan memiliki kesempatan yang besar,” katanya.

Sementara itu, Deputi Menteri Perindustrian Republik Of Turkey Mr. Mehmet Cem TOPBES mengatakan bahwa Republik Turki memiliki hubungan kerja sama ekonomi dengan Pemerintah Indonesia melalui perjanjian Government to Government (G to G).

Dia memaparkan Republik Turki memiliki 18 kawasan perdagangan bebas yang pengembangan investasi sudah dilakukan secara menyeluruh. Salah satunya adalah kawasan Galataport Istanbul yang merupakan kawasan pelabuhan bebas yang hari ini memiliki potensi pendapatan negara yang cukup besar karena strategisnya kawasan yang berbatasan langsung di jalur Asia dan Eropa.

“Kami melihat Kepri memiliki kesamaan dengan Turki terutama Batam dan Bintan, kami yakin kawasan ini ke depan akan menyerupainya, karena jalur perdagangan internasional yang berdekatan dengan negara-negara ASEAN yang mana Singapura merupakan pusat perdagangan dunia,” kata Mehmet Cem.

Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh RI untuk Turki di Ankara yaitu Lulu Muhammad Iqbal menyampaikan bahwa Turki sebagai negara yang mengembangkan kawasan free trade zone dapat dijadikan contoh dalam pengembangan investasinya. Terlebih Turki sudah lebih dahulu menjalankan pengembangan investasi khususnya untuk negara Asia dan Eropa.

“Kami siap mendukung kunjungan para pengusaha di Turki untuk datang ke Kepri guna melihat langsung kondisi aktual potensi investasi di daerah ini,” ujarnya. (Ant)

Artikulli paraprakKAI imbau masyarakat waspadai jalur KA di Slamet Riyadi Solo
Artikulli tjetërPenelitian ungkap dampak positif investasi China di Zimbabwe