Badung – PT Angkasa Pura I menyelenggarakan Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) ke-107 di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menjelang pelaksanaan KTT G20 pada November mendatang.
Latihan PKD yang bersifat full scale atau skala penuh tersebut ditujukan untuk melatih dan menguji kemampuan dan kesigapan seluruh personel serta untuk menguji standar prosedur operasi ketika terjadi keadaan darurat di bandara.
“Pada November mendatang, Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali. Sebagai pintu gerbang, Bandara Bali harus senantiasa bersiap, tidak hanya dari sisi fasilitas dan pelayanan namun yang paling utama adalah safety and security,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi dalam keterangan di Kabupaten Badung, Bali, Jumat.
Ia mengatakan, jelang pelaksanaan KTT G20 di Bali seluruh potensi yang ada di bandara dan sekitar bandara harus dikerahkan untuk siap dalam menanggulangi keadaan darurat.
Hak tersebut karena menurutnya ancaman dapat terjadi kapan dan di mana saja dan apabila lengah sedikit saja maka akan dapat mempengaruhi operasional bandara.
“Untuk itu perlu untuk dilatih secara periodik sebagai upaya antisipasi yang akan membuat kita selalu dalam keadaan siap baik dari sisi sumber daya manusia, fasilitas dan dokumen yang dimiliki bandara,” katanya.
Faik Fahmi menjelaskan pada latihan PKD tersebut, fungsi koordinasi, komunikasi, komando, dan sinkronisasi antar unit dan instansi komunitas bandara akan diuji.
Selain untuk menguji personel, latihan PKD juga merupakan upaya untuk menguji Dokumen Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara atau Airport Emergency Plan (AEP), Dokumen Program Keamanan Bandar Udara atau Airport Security Program (ASP).
Dokumen Rencana Mitigasi Bencana di Bandara atau Airport Disaster Management Plan (ADMP), Buku Pedoman Bandar Udara Siaga Bencana atau Get Airport Ready Disaster (GARD), serta SOP yang berlaku di bandara.
Dalam pelaksanaannya, latihan PKD yang diselenggarakan oleh Angkasa Pura I untuk pertama kalinya sejak 2020 itu terdiri atas tiga rangkaian latihan skala penuh, yaitu latihan penanganan kecelakaan pesawat udara, penanganan ancaman keamanan bandara, dan penanganan bencana alam.
Penanganan kecelakaan pesawat udara menguji kemampuan personel dan dokumen SOP yang berlaku ketika sebuah pesawat udara mengalami kegagalan saat proses pendaratan hingga pada akhirnya mengalami kecelakaan di sisi selatan runway Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Dalam Security Exercise, disimulasikan situasi penyanderaan terhadap seorang delegasi KTT G20 yang dilakukan oleh dua orang petugas Facility Care Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Sedangkan dalam Disaster Exercise dilakukan latihan penanganan dan mitigasi bencana alam gempa bumi yang mengakibatkan sejumlah kerusakan pada bangunan terminal bandara, serta terganggunya operasional penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai
“Simulasi dari ketiga latihan kami rancang sedemikian rupa sehingga mendekati kondisi nyata. Hal tersebut ditujukan untuk menguji kemampuan dan kesigapan personel, serta untuk menguji prosedur yang berlaku,” ungkap Faik Fahmi. (Ant)