Tokyo, Jepang – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya menjaga stabilitas dan perdamaian untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Pernyataan tersebut disampaikan dalam agenda 2 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perayaan 50 Tahun Hubungan Persahabatan dan Kerjasama ASEAN-Jepang yang mengangkat tema “Partners for Peace and Stability & Regional and International Peace” di Hotel The Okura, Tokyo, Jepang (17/12).
“Namun modalitas tersebut akan sia-sia jika stabilitas dan perdamaian tidak terjaga sehingga kemitraan ASEAN–Jepang harus jadi bagian dari solusi untuk menjaga stabilitas dan perdamaian,” ujar Presiden.
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa modal kuat ASEAN dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi secara global sebesar 4,5 persen dan populasi terbesar ke-3 di dunia yang setengahnya berusia dibawah 30 tahun. Presiden juga menyampaikan tiga cara untuk menjaga stabilitas dan perdamaian. Pertama melalui kolaborasi inklusif di kawasan Indo-Pasifik, mendukung ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dan inisiatif kolaborasi lainnya. Kedua, dengan penghormatan aturan hukum internasional, dan ketiga, dengan memperkuat sentralitas ASEAN sebagai jangkar perdamaian dan stabilitas kawasan yang telah teruji dan harus terus dijaga.
Dalam agenda 3 KTT, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mendorong penguatan kolaborasi antara ASEAN dan Jepang untuk menghadapi transformasi revolusi industri 5.0. Oleh karena itu, Presiden menyampaikan sejumlah hal untuk memperkuat kerja sama ASEAN – Jepang diantaranya dengan hal peningkatn kualitas talenta melalui kerja sama Pendidikan, pengembangan penelitian sesuai prioritas antarnegara, pelatihan bahasa hingga pengakuan bersama atau mutual recognition untuk keterampilan dan akademik, dan peningkatan dalam sector parawisata dan inovasi teknologi.
Belanjut ke agenda 4 KTT, Presiden Jokowi memimpin agenda terkait kemitraan ekonomi ASEAN-Jepang dengan tema “Partners for Co-Creation of Economic and Society of The Future.” Beliau menyampaikan dua prioritas dalam kemitraan ekonomi tersebut. Pertama, penguatan ketahanan pangan dan energi melalui kolaborasi dalam pengembangan teknologi dan penyelarasan standar komoditas pertanian. Kedua, percepatan transformasi digital dengan fokus pada up-skilling dan re-skilling sumber daya manusia serta integrasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ke dalam ekosistem digital.
Presiden Jokowi menegaskan bahwa kemitraan ASEAN–Jepang harus menjadi solusi bagi tantangan global dan dapat membawa kedamaian, stabilitas, serta kemakmuran bagi rakyat di kawasan Indo-Pasifik. Upaya bersama ini diharapkan dapat mencapai tujuan bersama menuju keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan.
Turut hadir dalam KTT adalah sejumlah pejabat tinggi Indonesia, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi. (Rls)