Wall St berakhir beragam, S&P 500 jatuh ke level terendah dua tahun

New York – Saham-saham di Wall Street beragam dalam perdagangan yang bergejolak pada penutupan Selasa (Rabu pagi WIB), karena volatilitas pasar berlanjut, dengan indeks S&P 500 jatuh ke level terendah dalam hampir dua tahun di tengah kekhawatiran tentang pengetatan kebijakan Federal Reserve yang super agresif.

Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 125,82 poin atau 0,43 persen, menjadi menetap di 29.134,99 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 7,75 poin atau 0,21 persen, menjadi berakhir di 3.647,29 poin. Indeks Komposit Nasdaq terdongkrak 26,58 poin atau 0,25 persen, menjadi ditutup pada 10.829,50 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor kebutuhan pokok konsumen dan utilitas masing-masing merosot 1,76 persen dan 1,7 persen, memimpin kerugian. Sementara itu, sektor energi meningkat 1,16 persen, menjadikannya kelompok berkinerja terbaik.

Indeks S&P 500 diperdagangkan di bawah terendah Juni dan membuat investor menilai seberapa jauh saham akan jatuh lebih lanjut sebelum menjadi stabil.

Langkah Federal Reserve pekan lalu untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi, dikombinasikan dengan perkiraan suku bunga terminal dana federal yang lebih tinggi, terus membebani pasar ekuitas.

Di sisi ekonomi, indeks kepercayaan konsumen AS melonjak ke level tertinggi lima bulan di 108 pada September, menyusul revisi 103,6 pada bulan sebelumnya, lembaga riset The Conference Board yang berbasis di New York melaporkan pada Selasa (27/9/2022).

Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa pesanan baru untuk barang-barang manufaktur tahan lama pada Agustus turun 0,2 persen, setelah penurunan 0,1 persen pada Juli.

Jumlah saham yang jatuh melebihi jumlah yang naik di Bursa Efek New York pada 1.618 berbanding 1.531 dan 142 berakhir tidak berubah, sementara di Bursa Efek Nasdaq, 2081 naik dan 1761 turun, sementara 242 berakhir tidak berubah. (Ant)

Artikulli paraprakLPS naikkan tingkat bunga penjaminan simpanan rupiah jadi 3,75 persen
Artikulli tjetërIHSG turun dipicu kekhawatiran resesi akibat kebijakan moneter agresif