Indonesia tekankan inovasi, ekonomi digital dan hijau di forum ASEAN

Jakarta – Presiden Joko Widodo mengusulkan strategi yang menekankan pada inovasi, ekonomi digital dan ekonomi hijau dalam pertemuan dengan dunia usaha ASEAN di sela-sela rangkaian KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 di Phnom Penh, Kamboja, melansir keterangan Kemenko Perekonomian di Jakarta, Jumat.

Adapun, dalam pertemuan ini Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Dunia saat ini tengah dilanda gelombang krisis, namun potret ekonomi di kawasan masih tetap positif dan menjadikan ASEAN sebagai ekonomi terbesar ke-5 di dunia,” ujar Jokowi saat memulai pidato.

Lebih lanjut, Presiden mengusulkan dua strategi, pertama, memastikan ketahanan ekonomi ASEAN untuk jangka pendek. “Kecepatan dan ketepatan beradaptasi menjadi kunci resiliensi ekonomi ASEAN,” ujar Jokowi.

Adapun, beberapa upaya yang perlu dilakukan, diantaranya, kebijakan makroprudensial pemerintah yang adaptif, stabilisasi sektor keuangan, dan stimulasi pergerakan ekonomi serta sektor swasta yang harus forward-looking.

Kemudian, kedua, meningkatkan daya saing ASEAN untuk jangka panjang. “Inovasi yang kompetitif, ekonomi digital, dan ekonomi hijau adalah masa depan ASEAN,” ujar Jokowi.

Presiden Jokowi menyampaikan ekonomi digital akan mampu meningkatkan produktivitas dan memperluas akses pasar, sedangkan, ekonomi hijau akan memastikan ASEAN terus tumbuh dan berkelanjutan.“

“Peluang kedua sektor ini harus segera kita tangkap bersama,” ujar Jokowi.

Ia melanjutkan sinergi sektor UMKM perlu diperhatikan karena sangat krusial. “Kemajuan UMKM sangat berdampak pada ekonomi ASEAN. Lebih dari 90 persen dunia usaha di kawasan adalah UMKM, termasuk Indonesia sendiri yaitu sejumlah 65 juta UMKM,” ujar Jokowi.

Dalam kesempatan sama, Ketua Dewan Dunia Usaha ASEAN memastikan sistem perdagangan multilateral, agenda lingkungan dan sosial, dapat diterjemahkan menjadi proyek dan kolaborasi dengan skema Public-Private Partnership untuk memastikan keberlanjutan pada sektor kesehatan, energi, pariwisata dan pangan. (Ant)

Artikulli paraprakPGN catat laba bersih Rp4,54 triliun pada triwulan III 2022
Artikulli tjetërDolar melemah di Asia, setelah inflasi AS meleset dari perkiraan